Begini Kronologi Kasus Gilbert Lumoindong yang Sedang Viral

4 min read

Beredar potongan video ceramah dari kasus Gilbert Lumoindong yang belakangan menimbulkan kontroversi di masyarakat Indonesia. Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla, memberikan responsnya atas kasus tersebut.

Dalam beberapa hari belakang, media sosial diramaikan dengan rekaman video ceramah dari pendeta gilbert pada sebuah forum. Dalam potongan video tersebut, sang pendeta menyinggung urusan zakat umat islam.

Gilbert menyinggung perihal zakat bagi umat islam yang hanya 2,5 persen, sedangkan bagi umat Kristen sebesar 10 persen. Bukan hanya itu, ditampilkan juga sang pendeta menirukan gerakan sholat dan membanding-bandingkan dengan ibadah umat Kristen di gereja.

Tidak butuh waktu lama, rekaman video tersebut kemudian menjadi ramai di media sosial. Anda bisa simak informasi yang akan kami berikan berikut ini untuk mendapatkan kronologi selengkapnya.

Mengenal Siapa Itu Pendeta Gilbert

Sebelum masuk ke pembahasan kronologi kasus Gilbert Lumoindong, kenali dulu profilnya. Gilbert merupakan seorang yang lahir pada 26 Desember 1966. Sejak umur 17 tahun, Gilbert sudah aktif di gereja dan sering mengisi khotbah di berbagai forum keagamaan.

Sang pendeta bersama istrinya, I. Reinda M. Lumoindong, merupakan pemimpin jemaat dari Gereja Bethel Indonesia, Jakarta. Popularitasnya mulai naik di kalangan umat kristiani ketika bergabung dalam pelayanan Gospel Overseas atau GO Studio.

Di masa kecil, sang pendeta pernah mengidap penyakit yang menyerang syaraf otaknya. Kala itu, dokter memvonisnya bahwa kemampuan otak sang pendeta dapat menurun secara berangsur-angsur dan mengakibatkan kemampuan intelegensinya berkurang

Seiring dengan vonis tersebut, orang tua kasus Gilbert Lumoindong mulai aktif mendatangi Persekutuan Doa (PD). Hal ini sebagai upaya untuk memohon doa kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kesembuhan anak mereka.

Selain itu, di masa kecil Gilbert juga sudah aktif menghadiri ibadah Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR). Kemudian pada umur yang belum genap 10 tahun, kondisi pendeta muda mulai membaik secara drastic.

Pada tahun 1992, pendeta ini bekerja sebagai host program Rohani Agama Kristen di televisi swasta. Karir ini berlanjut sampai akhir tahun 1997 sebelum akhirnya focus khotbah di berbagai acara keagamaan.

Gilbert telah menyelesaikan pelatihan School of Ministry dari Morris Cerullo. Selain itu, sang pendeta juga pernah mengikuti kursus Alkitab di GBI Mawar Sharon. Latar belakang ini juga yang menjadikannya sebagai pendeta terkenal.

Kontroversi Kasus Gilbert Lumoindong yang Viral

Kasus Gilbert Lumoindong menjadi viral karena diduga melecehkan perihal ibadah umat islam, khususnya zakat dan shalat, lewat khotbahnya. Hal ini berawal dari beredarnya potongan video khotbahnya di dunia maya.

Pada khotbah tersebut, sang pendeta menyinggung umat kristiani yang kurang bersyukur. Hal ini ditunjukkan dengan membandingkan kewajiban ibadah umat kristiani yang hanya satu kali dalam seminggu dengan ibadah umat islam 5x sehari.

Tidak hanya itu, sang pendeta juga mengaitkan pembayaran zakat senilai 2,5% dari penghasilan per bulan. Hal tersebut dibandingkan dengan persepuluhan yang dikeluarkan umat kristiani sebanyak 10 persen.

Sang pendeta juga mengatakan bahwa dirinya tidak mempermasalahkan umat kristen yang enggan membayar persepuluhan. Namun pada pernyataannya di video ceramah tersebut, Gilbert membandingkan dengan kewajiban ibadah dan zakat umat islam dan memandangnya beda kelas.

Sontak video kasus Gilbert Lumoindong tersebut mengundang berbagai reaksi dari banyak pihak. Banyak netizen di media sosial seperti X, Instagram maupun Facebook yang mengecam isi khotbah sang pendeta.

Selain dari berbagai netizen di sosial media, Ketua MUI bidang Ukhuwah dan Dakwah, Cholil Nafis juga bereaksi. Hal tersebutlah yang akhirnya membuat kasus potongan video ceramah ini menjadi viral dan menjadi perbincangan.

Klarifikasi dan Permintaan Maaf Pendeta Gilbert

sang pendeta meminta maaf atas kegaduhan yang ditimbulkan dari isi khotbahnya.

Kasus Gilbert Lumoindong yang belakangan viral, membuat sang pendeta harus melakukan klarifikasi untuk menghindari konflik lebih lanjut. Hal ini diawali dengan mendatangi Jusuf Kalla selaku Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) di kediamannya.

Pada kedatangannya tersebut, sang pendeta meminta maaf atas kegaduhan yang ditimbulkan dari isi khotbahnya. Gilbert berpendapat bahwa isi ceramah tersebut bukan untuk konsumsi umum namun hanya bagi internal jemaatnya.

Gilbert Lumoindong juga menambahkan bahwa jemaatnya terbagi menjadi dua yakni jemaat gereja dan online. Oleh sebab itu, isi ceramahnya bisa dinikmati melalui kanal Youtube yang menjadi awal mula kasus viral ini.

Jusuf Kalla selaku Ketua DMI sekaligus mantan Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 juga ikut memberikan pendapatnya. Menanggapi kasus tersebut, Jusuf Kalla berharap agar masyarakat dapat memaafkan Pendeta Gilbert Lumoindong atas isi ceramahnya.

Jusuf Kalla juga meminta bagi masyarakat untuk tidak lagi menonton video isi khotbah Pendeta Gilbert tersebut. Hal ini karena mulai banyak bagian-bagian dari isi video tersebut yang sudah diedit dan rawan menimbulkan konflik berkelanjutan.

Jusuf Kalla memberikan contoh beberapa kasus agama di Indonesia seperti Poso hingga Ambon. Oleh sebab itu, Jusuf Kalla menghimbau kepada umat Islam agar memaafkan kasus Gilbert Lumoindong yang viral belakangan ini.

You May Also Like

More From Author