Apakah Kata Para Ahli Pinjol Penyebab Krisis Moneter, Benarkah?

4 min read

Saat ini krisis moneter tengah melanda berbagai negara, salah satu pendapat umum menurut para ahli adalah pinjol penyebab krisis moneter tersebut. Skema pinjaman ini, menimbulkan kebangkrutan perusahaan dalam sektor keuangan.

Dilansir dari detikFinance, Dr. Sri Mulyani selaku koordinator bidang kementerian keuangan mengungkapkan bahwa “Pinjol telah memperburuk kondisi keuangan masyarakat karena tingginya bunga dan tidak transparan. Hal ini memicu masyarakat terjebak dalam utang yang tidak mampu dibayarkan”, (2023).

Tidak hanya Dr. Sri Mulyani saja, Dr. Rizal Ramli juga berpendapat bahwa krisis moneter tidak hanya disebabkan oleh pinjaman online, hanya saja pemerintah kurang efektif dalam mengatur sektor keuangan negara”, dilansir dari Kompas, 2023.

Pinjol Penyebab Krisis Moneter Sebagai Bagian Fintech

Saat ini, krisis moneter tengah melanda berbagai negara salah satu pendapat umum menurut para ahli adalah pinjol penyebab krisis moneter tersebut.

Di era digital yang semakin berkembang, pinjaman online telah mengalami perkembangan signifikan di Indonesia. Berdasarkan laporan Perkembangan Sektor Industri Keuangan Nonbank (IKNB) Otoritas Jasa Keuangan, pinjaman online mencapai Rp18,7 Triliun.

Keberadaan skema keuangan ini tentu saja sangat meresahkan masyarakat karena bunga yang diberikan sangat tinggi terlebih cara penagihannya sangat tidak manusiawi. Ada yang berkata kasar dengan memberikan beragam ancaman atau intimidasi. Seiring kondisi ini, pinjol memiliki beberapa risiko, antara lain:

  1. Jika dibandingkan pinjaman konvensional, pinjaman online bunganya lebih tinggi sehingga biaya cicilannya juga tinggi.
  2. Apabila nasabah tidak membayar tepat waktu maka denda keterlambatannya semakin tinggi.
  3. Bagi nasabah yang tidak membayar tepat waktu maka akan diteror oleh dept collector bahkan ada juga disamperin ke kediamannya.

Peran Pinjol Penyebab Krisis Moneter Menurut Para Ahli

Banyak ahli ekonomi yang menyampaikan peranan pinjaman online dalam sebuah transaksi keuangan, dimana akhirnya menyebabkan krisis moneter ini. Berikut beberapa contoh pendapat para ahli mengenai peranan tersebut.

1. Kenneth Rogoff

Kenneth Rogoff mengemukakan bahwa terjadinya pertumbuhan kredit yang terlalu cepat bisa memicu adanya gelembung aset serta meningkatnya risiko krisis keuangan.

Kondisi ini juga termasuk dari kredit pinjol. Rogoff menekankan bahwa regulasi yang tepat dalam sektor keuangan sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya krisis tadi.

2. Carmen Reinhart

Sama halnya dengan Rogoff, Carmen Reinhart juga berpendapat bahwa pinjol dapat menjadi pemicu ketidakseimbangan makroekonomi. Hal ini dikarenakan pinjol penyebab krisis moneter bersifat defisit anggaran.

3. Joseph Stiglitz

Sebagai seorang pemenang Nobel Ekonomi, Joseph Stiglitz juga turut membagikan pendapatnya terhadap liberalisasi keuangan dan globalisasi. Joseph Stiglitz menyampaikan bahwa adanya deregulasi sektor ini, seperti maraknya pinol, bisa meningkatkan risiko sistemik sampai memperburuk ketidaksetaraan.

Para ahli juga menekankan adanya pengelolaan keuangan sebagai akibat pembelajaran dari krisis sebelumnya untuk tetap menjaga faktor risiko potensi krisis, seperti halnya dalam artikel berjudul “Waspadai Guncangan Ekonomi dari China”.

Dikarenakan pinjol penyebab krisis moneter, maka transparansi data juga harus diperhatikan dengan betul. Sebagai contoh, amburadulnya perekonomian Yunani yang sampai terjadi krisis Euro tahun 2009 karena tidak adanya transparansi keuangan.

Selain itu, pinjol atau utang juga bisa mengakibatkan penurunan mata uang, seperti yang terjadi pada tahun 1997 silam, dimana Indonesia mengalami ketergantungan pada utang dari luar negeri. Tentu saja, kondisi ini menyebabkan penurunan kestabilan ekonomi negara.

Dampak Pinjol bagi Stabilitas Ekonomi Indonesia dan Dunia

Dampak kejahatan keuangan akibat ulang pinjaman online (pinjol) tidak hanya merugikan masyarakat saja, melainkan pinjol penyebab krisis moneter juga.

Hal ini senada dengan pendapat UN World Citizen’s Intitiatice Campaign Indonesia (UNWCI) bahwa terdapat 3 bentuk kejahatan berat yang dilakukan oleh oknum-oknum penjahat keuangan, salah satunya Fintech.

  • Dampak Pinjol bagi Stabilitas Ekonomi Indonesia

Skema pinjaman online ini menjadi salah satu penyumbang utang rumah tangga masyarakat Indonesia, dari data CEIC, tahun 2020 ke 2021 utang rumah tangga meningkat sekitar Rp1,6 juta dimana mulanya US$5,7 menjadi US$113,3 di Agustus 2021.

Selain karena pinjol penyebab krisis moneter, tentu saja ini disebabkan oleh rendahnya minat literasi masyarakat akan keuangan serta tingginya perilaku konsumtif, sehingga meminjam berlebihan melalui pinjaman online yang bunganya relatif tinggi.

Pinjaman online juga seringkali menawarkan proses pinjaman yang mudah, cepat, serta limit besar. Hal ini membuat banyak orang terperdaya untuk meminjam, namun tidak mampu membayarnya, sehingga memutuskan untuk galbay (gagal bayar).

Adanya ketergantungan yang tidak terdapat transparansi dan regulasi baik, tentu saja akan semakin memperburuk risiko keuangan. Kondisi inilah yang nantinya memengaruhi stabilitas ekonomi negara secara keseluruhan.

  • Dampak Pinjol bagi Stabilitas Ekonomi Dunia

Dikarenakan adanya pinjol penyebab krisis moneter, membuat suatu negara bergantung ke negara lain. Contohnya, Indonesia yang sangat bergantung pada ekspor impor China untuk memenuhi kebutuhan negaranya.

Dengan demikian, apabila China mengalami perubahan ekonomi, maka Indonesia juga turut serta dalam perubahan juga. Sebagai contoh kecil saat terjadi Covid-19 yang membuat sektor perekonomian China mengalami keterlambatan.

Selain itu, maraknya pinjol ilegal yang tidak memiliki regulasi baik dapat menyebabkan kebangkrutan suatu perusahaan atau individu. Kebangkrutan inilah yang secara tidak langsung akan berdampak pada ekonomi global suatu negara seperti Indonesia.

Hingga saat ini, banyak yang sudah berpendapat bahwa pinjaman online menjadi salah satu pemicu terjadinya krisis moneter. Dikarenakan pinjol penyebab krisis moneter, maka sektor keuangan negara harus terus ditingkatkan untuk meminimalisir kondisi ini.

You May Also Like

More From Author